Pasar smartphone Indonesia mengalami penurunan selama delapan kuartal berturut-turut hingga tahun 2023. Walaupun demikian, dilaporkan International Data Corporation (IDC), secara musiman mengalami peningkatan sebesar 13% quarter-over-quarter (QoQ), yakni 8,9 juta unit.

Dilansir IDC, Rabu (6/9/2023), pertumbuhan di segmen entry level membuat penurunan year-over-year (YoY) menjadi satu digit, karena sebagian besar pemain utama meningkatkan pengiriman mereka di sektor ini.

Alhasil, pangsa pasar smartphone 4G kembali naik menjadi 86% dari yang semula hanya 82% pada kuartal sebelumnya. Sedangkan smartphone 5G mengalami penurunan sebesar 4,3% YoY untuk pertama kalinya sejak kemunculannya pada tahun 2020.

Menurut IDC, smartphone dengan harga yang lebih tinggi di segmen >USD 600 atau sekitar Rp 9,1 juta mengalami kenaikan hingga 71% YoY. Hal ini dikarenakan adanya persaingan antara Apple dengan Samsung pada segmen tersebut.

Vanessa Aurelia, Asosiasi Analisis Pasar di IDC Indonesia, menyatakan bahwa adopsi ponsel 5G berjalan lambat karena adanya tantangan, baik dari sisi permintaan maupun pasokan. Pangsa smartphone 5G masih sangat kecil dibandingkan smartphone 4G.

Meskipun harganya lebih terjangkau, rekanan 4G seringkali memiliki spesifikasi yang jauh lebih baik dengan harga serupa. Karena konektivitas 5G masih terbatas pada area tertentu saja, fitur 5G belum cukup memberikan daya tarik bagi calon konsumen baru.

Tingkat penertasi smartphone 5G yang rendah menyebabkan perusahaan telekomunikasi tetap berhati-hati dalam investasi 5G mereka, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya dan tingkat pengembalian secara keseluruhan.

 

Leave a Reply