Liputan6.com, Jakarta – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), diperkirakan akan mengubah setidaknya 65 persen keterampilan kerja di seluruh dunia pada tahun 2030, menurut data LinkedIn.
“AI membawa kita ke dunia kerja yang baru, membentuk ulang pekerjaan, bisnis, dan industri,” kata Rohit Kalsy, Country Leader LinkedIn di Indonesia.
Melalui siaran persnya, dikutip Sabtu (7/10/2023) Rohit mengatakan dengan banyak perubahan ini, para pimpinan bisnis harus menilai keterampilan yang dibutuhkan sekarang dan di tahun-tahun berikutnya.
LinkedIn mencatat ada pergeseran signifikan yang terjadi, di mana lowongan kerja yang menyebut AI atau Generative AI, meningkat lebih dari 2 kali lipat di Asia Tenggara dua tahun terakhir.
Lowongan pekerjaan ini mengalami pertumbuhan jumlah lamaran sekitar 1,7 kali di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir, dibandingkan lowongan yang tidak menyebutkan AI atau Generative AI.
Riset platform jejaring sosial profesional itu juga menemukan, tenaga profesional di Indonesia jadi yang paling antusiasi soal penggunaan kecerdasan buatan dalam bekerja, dibandingkan pasar lain di Asia Pasifik.
Mereka mencatat, angka di Indonesia bahkan mencapai 99 persen, dibandingkan Australia (84 persen), Singapura (97 pesen), Malaysia (96 persen), dan Jepang (67 persen).
Hampir 67 persen tenaga profesional di Indonesia, juga menanti penggunaan AI untuk mendapatkan nasehat karir, atau menangani situasi yang sulit di tempat kerja (82 persen).
Menurut LinkedIn, agar tenaga kerja siap menghadapi perubahan di masa mendatang, pimpinan bisnis dapat menempatkan divisi Human Resources (HR) dan tim perekrutan di garda terdepan.