Liputan6.com, Jakarta – Apple habiskan jutaan dolar AS untuk menambahkan sebuah barcode di layar iPhone. Hal ini dilakukan Apple untuk menghindari mereka ditagih dengan jumlah lebih banyak oleh pemasok layar yang mengklaim ada layar rusak, padahal sebenarnya tidak.
Sebelumnya, perusahaan pembesut layar asal Tiongkok, Lens Technology dan Biel Crystal menuai kontroversi setelah keduanya dituding melakukan kerja paksa. Selain itu Apple juga dituding mengabaikan tuduhan tersebut.
Oleh karenanya, kini Apple tak segan-segan memantau kedua manufaktur pembesut layar dan klaim mereka mengenai masalah pada manufaktur.
Laporan terbaru dari The Information menyebut, kedua perusahaan manufaktur layar pernah memalsukan laporan mereka kepada Apple.
Namun, mereka mengklaim, 30 persen layar iPhone dibuang karena rusak. Hal ini pun menyebabkan kerugian ratusan juta dolar AS bagi Apple.
Dengan menerapkan sistem barcode baru yang terukir di layar, tingkat kegagalan layar kini turun hingga 10 persen.
Sebagaimana dikutip dari Apple Insider, Senin (2/10/2023), sebenarnya ada dua kode QR yang terpasang di tiap-tiap layar iPhone. Keduanya ditambahkan untuk fungsi-fungsi berbeda di berbagai tahap manufaktur.
The Information tak menyebutkan tentang ukuran kode. Namun mereka menyebut salah satunya berukuran sangat kecil, bahkan sekitar 0,2 mm.
Adapun kode yang kedua berukuran lebih besar dan dideskripsikan seukuran coretan pensil warna.
Kendati demikian, barcode yang ukurannya lebih kecil ada di layar karena panelnya yang rusak. Sekadar informasi, Apple dikabarkan menghabiskan jutaan USD pada tahun 2020 untuk menempatkan barcode ke proses manufaktur dan memindai layar yang sudah selesai di akhir produksi.