Liputan6.com, Jakarta – AI (kecerdasan buatan) bukanlah hal baru. AI sebagai konsep penggunaan mesin dan algoritma untuk melakukan pengambilan keputusan telah ada selama beberapa dekade.
Untuk pertama kalinya, dunia dihadapkan pada sesuatu yang disebut AI generatif, kelas baru dari sistem AI berskala besar dan didasarkan pada model bahasa besar (large language model/LLM).
Dell telah memiliki strategi AI selama hampir 7 tahun, yang dikenal sebagai AI-in, AI-for, dan AI-with. John Roese, Global CTO Dell Technologies, mengungkapkan bahwa selama lebih dari 5 tahun, setiap produk yang dibuat Dell memiliki semacam kecerdasan mesin di dalamnya.
Dell meyakini produk mereka merupakan kombinasi perangkat keras, perangkat lunak, dan kecerdasan.
Mereka juga telah mengenal AI aktif hampir 4 tahun lalu, yakni ketika manusia membangun dan menerapkan sistem AI, bahkan sebelum adanya AI generatif.
“Sistem tersebut sangat kompleks dan menuntut. Kami memberi tahu pelanggan bahwa mereka harus menganggap AI bukan sebagai beban kerja, melainkan sebagai pengguna kelas baru,” ungkap Roese.
Dell mulai membangun sistem yang dioptimalkan untuk AI, dengan produk pertamanya DSS 84-40. Itu adalah server berskala besar dengan 2 CPU dan hingga 20 akselerator. Server tersebut dibangun untuk memberikan pelatihan model AI berskala besar yang efisien.
Kini, saat memasuki era gen A, Dell melakukan perluasan portofolio yang dramatis. Perusahaan bekerja sama dengan penyedia akselerator lain, seperti server seri 9.000 baru dengan Nvidia. Mereka juga memiliki platform edge yang dioptimalkan untuk AI dan penyimpanan.